Riceknews.Id – Gubernur Kalimantan Selatan (Kalsel) H. Muhidin secara resmi menerima sertifikat penetapan Geopark Meratus sebagai UNESCO Global Geopark (UGGp). Penyerahan sertifikat berlangsung di Markas Besar UNESCO, Paris, Senin (2/6/2025).
Sertifikat yang ditandatangani Direktur Jenderal UNESCO, Audrey Azoulay, diserahkan langsung kepada Gubernur Muhidin. Acara tersebut disaksikan oleh Duta Besar Indonesia untuk Prancis, Mohamad Oemar, serta jajaran pejabat Pemerintah Provinsi Kalsel. Gubernur Kalsel didampingi oleh Ketua Harian Geopark Meratus, Hanifah Dwi Nirwana, yang juga menjabat sebagai Staf Ahli Menteri LHK Bidang Hubungan Antar Lembaga Pusat dan Daerah.
Pengakuan Internasional bagi Geopark Indonesia
Penyerahan sertifikat ini merupakan penegasan atas keputusan Sidang Dewan Eksekutif UNESCO ke-221 pada April 2025 lalu, yang menetapkan Geopark Meratus dan Geopark Kebumen sebagai bagian dari 16 geopark baru dunia yang diakui.
Dengan penetapan ini, Indonesia kini memiliki 12 situs geopark berstatus UGGp. Meliputi Geopark Batur, Belitong, Ciletuh, Gunung Sewu, Ijen, Maros Pangkep, Merangin Jambi, Raja Ampat, Rinjani Lombok, Kaldera Toba, Kebumen, dan Meratus.
“Hari ini kami berada di Paris, menerima sertifikat Geopark Meratus. Dari 16 negara yang menerima pengakuan, Indonesia diwakili dua geopark, yakni Kebumen dan Meratus. Ini adalah awal dari pekerjaan besar yang harus kita lanjutkan bersama,” kata Gubernur H. Muhidin usai menerima sertifikat.
Tantangan dan Harapan ke Depan
Gubernur Muhidin menegaskan bahwa pengakuan ini bukan akhir, melainkan awal bagi Badan Pengelola Geopark Meratus (BPGM) untuk terus berbenah dan memenuhi berbagai persyaratan dari UNESCO.
Dalam pertemuan dengan Duta Besar Mohamad Oemar, Gubernur menyampaikan pentingnya promosi kawasan Geopark Meratus ke dunia internasional. Bahkan, ia membuka peluang untuk menjadi tuan rumah pertemuan geopark dunia di masa mendatang. “Kami berdiskusi dengan Duta Besar. Kata beliau, kita harus memperkenalkan Geopark Meratus ke dunia. Harus menjadi tuan rumah di masa depan,” tambahnya.
Pada kesempatan yang sama, Hanifah Dwi Nirwana juga melakukan presentasi mengenai kekayaan alam dan budaya Geopark Meratus. Ia memaparkan berbagai destinasi unggulan seperti Rumah Adat Bumbungan Tinggi, Pasar Terapung, hingga pesona Pegunungan Meratus yang membentang megah di Kalsel. Tak ketinggalan, makanan dan produk lokal seperti Kopi Aranio, kayu manis, dan jajanan khas Banua turut dipamerkan kepada delegasi internasional yang hadir.
Dengan keberhasilan ini, Kalsel resmi mencatatkan namanya di peta dunia sebagai salah satu kawasan warisan bumi yang diakui secara internasional. Geopark Meratus tidak hanya menjadi kebanggaan daerah, tetapi juga aset nasional yang menjembatani pelestarian alam dan pengembangan pariwisata berkelanjutan.