Minggu, 21 September 2025

Riceknews.Id – Unit Produksi Benih (UPB) Sungai Tabuk yang dikelola Balai Benih Tanaman Pangan dan Hortikultura (BBTPH) Provinsi Kalimantan Selatan, terus berperan penting dalam mendukung ketahanan pangan daerah. UPB ini fokus memproduksi benih padi unggul dan lokal, menjadikannya salah satu pusat perbanyakan benih padi terbesar di Kalimantan Selatan.

Penanggung Jawab UPB Sungai Tabuk, Khairiyadi, menjelaskan bahwa produksi benih dilakukan dua kali setahun, yaitu pada musim kemarau dan musim hujan. Dari total 10 hektare lahan, 7 hektare di antaranya digunakan untuk produksi benih, dengan rincian 2 hektare untuk padi lokal dan 5 hektare untuk padi unggul.

“Kami memprioritaskan varietas lokal untuk ditanam di lahan yang tidak cocok untuk varietas unggul,” ujar Khairiyadi pada Selasa (9/9/2025). Ia menambahkan, produksi biasanya berlangsung dari bulan April hingga November. “Lewat bulan itu, risiko serangan hama seperti tikus dan burung pipit meningkat signifikan,” tambahnya.

Tantangan dan Hasil Produksi

Meski menghadapi tantangan hama seperti walang sangit, hawar daun, hingga busuk batang, Khairiyadi memastikan semuanya masih dapat dikendalikan. Namun, hama tikus dan burung pipit tetap menjadi ancaman utama, serupa dengan yang dihadapi petani lainnya.

Rata-rata produksi gabah kering panen di UPB Sungai Tabuk mencapai 5 ton per hektare. Setelah melalui proses pengeringan dan pembersihan, hasil akhir benih siap tanam mencapai 3 ton per hektare.

Benih-benih ini telah disalurkan ke berbagai kabupaten di Kalimantan Selatan, termasuk Tapin, Hulu Sungai Tengah, Tanah Laut, dan sebagian wilayah Tabalong. Benih yang diproduksi terbagi dalam beberapa kelas: Benih Dasar (BD), Benih Pokok (BP), dan Benih Sebar (BR), yang semuanya telah memiliki sertifikasi resmi.

Harga dan Aksesibilitas Benih

Khairiyadi menjelaskan, harga benih sudah diatur melalui surat edaran Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan. “Untuk tahun 2025, harga benih dasar ke benih pokok (BD ke BP) ditetapkan Rp11.000 per kilogram, sedangkan untuk kelas benih sebar (BR) Rp10.000 per kilogram,” jelasnya.

Tidak ada syarat khusus bagi petani yang ingin membeli benih dari UPB Sungai Tabuk. “Yang terpenting, benih digunakan secara optimal dan dikelola dengan baik agar hasil turunannya tetap berkualitas,” ungkap Khairiyadi.

Keberadaan UPB Sungai Tabuk menjadi bagian penting dalam ekosistem pertanian di Kalimantan Selatan, khususnya dalam menjaga ketersediaan benih bermutu. Dengan dukungan manajemen yang profesional, UPB ini diharapkan dapat terus menjadi pusat perbenihan strategis untuk ketahanan pangan masa depan.

Share.
Leave A Reply Cancel Reply
Exit mobile version