Senin, 22 September 2025

Belakangan mencuat seorang pedagang di Pasar Bauntung yang memendam kekecewaan terhadap keputusan relokasi oleh Pemerintah Kota (Pemko) Banjarbaru.

Kabarnya, jauh sebelum relokasi itu, pedagang tersebut mengaku telah berusaha menyuarakan penolakan pemindahan lokasi Pasar Bauntung hingga dijanjikan tidak direlokasi, namun akhirnya Pemko tetap memindahkan pusat perdagangan tersebut ke Jalan RO Ulin Banjarbaru.

Menyikapi hal tersebut, Sekjen Parlemen Jalanan sekaligus pengamat kebijakan di Banjarbaru, Edy Saifuddin menegaskan bahwa masalah relokasi pasar itu bukan dilakukan di zaman Wali Kota Aditya Mufti Ariffin.

“Untuk perencanaan dan pembahasan anggaran relokasi pasar tersebut mulai dikaji sejak 2018, zaman kepemimpinan Nadjmi Adhany – Darmawan Jaya,” ungkap Edy, Senin (23/9/2024).

Edy melanjutkan, relokasi pembangunan Pasar Bauntung masuk dalam RPJMD Pemko Banjarbaru kala itu.

Karena tidak cukup anggaran cadangan, Pemko meneken kontrak kerja sama pinjaman dana Rp86 miliar kepada PT Sarana Multi Infrastruktur (SMI), BUMN milik Kementerian Keuangan RI, dengan bunga 7 persen.

Proyek Pasar Bauntung menelan dana pagu Rp104 miliar, dimana sebagian besarnya hasil pinjaman itu akhirnya rampung. Wali Kota saat itu Darmawan Jaya, menggantikan Nadjmi Adhany yang wafat, menggelar soft oppening.

“Soft oppeningnya tanggal 16 Februari 2021. Saya masih ingat jelas, kala itu di ujung kepemimpinan Nadjmi – Jaya,” tutur Edy.

Tak lama, HM Aditya Mufti Ariffin – Wartono resmi dilantik menjadi Wali Kota dan Wakil Wali Kota Banjarbaru tanggal 26 Februari 2021.

“Saat Aditya memimpin Banjarbaru, suka tidak suka ia wajib melanjutkan Pasar Bauntung. Karena bangunan sudah didirikan dan anggarannya pun sudah digunakan. Kalau Aditya tiba-tiba membatalkan program tersebut, maka akan merugikan banyak pihak,” tuturnya.

Edy pribadi mengakui kinerja Aditya yang luar biasa. Sebab di tahun pertama Aditya memimpin Banjarbaru, dunia sedang dilanda Covid-19 yang mana kala itu perekonomian pun ikut jatuh.

“Belum lagi soal kepemimpinan Aditya yang harus menanggung beban angsuran yang ditinggalkan oleh kepemimpinan era sebelumnya. Itu artinya ia bisa memanajemen anggaran dengan baik ia bisa memecahkan masalah dengan baik,” jelasnya lagi.

Lantas bagaimana tanggapan terkait pemberitaan yang beredar? Edy mengira kalau hal itu adalah isu yang sengaja dibuat – buat tanpa dasar.

“Aditya termasuk orang yang bijak, sebab operasional pasar Bauntung di RO Ulin masih berjalan baik dari pada tidak berjalan dan mangkrak begitu saja, itu merugikan daerah. Artinya tuduhan yang dilontarkan tidak beralasan,” pungkasnya.

Share.
Leave A Reply Cancel Reply
Exit mobile version