Ricek.id – Pemerintah Kabupaten Banjar kembali menunjukkan kepeduliannya terhadap pelestarian budaya lokal melalui kegiatan Baayun Maulid, yang digelar secara khidmat dan meriah di Aula KH Kasyful Anwar, Martapura, Sabtu (20/9) pagi.
Sebanyak 200 anak dari berbagai lembaga Pendidikan Anak Usia Dini (PAUD) se-Kabupaten Banjar turut ambil bagian dalam tradisi warisan leluhur ini. Acara diselenggarakan oleh Dinas Kebudayaan, Kepemudaan, Pariwisata, dan Olahraga (Disbudporapar) Kabupaten Banjar, sebagai bagian dari upaya menjaga keberlangsungan budaya Banjar di tengah tantangan zaman.
Acara dibuka secara resmi oleh Penjabat Sekretaris Daerah Kabupaten Banjar, H. Ikhwansyah, yang dalam sambutannya menegaskan bahwa Baayun Maulid bukan sekadar seremoni budaya, tetapi juga bentuk nyata dari komitmen pemerintah daerah dalam melestarikan nilai-nilai luhur masyarakat Banjar.
“Tradisi ini selaras dengan misi kelima Pemerintah Kabupaten Banjar, yaitu mengembangkan budaya Banjar dan budaya religius yang mencerminkan karakter masyarakat. Ini bukan hanya soal adat, tapi juga pendidikan karakter bagi generasi penerus,” ujar Ikhwansyah.
Ia juga mengajak para orang tua untuk terus mewariskan tradisi tersebut kepada anak-anak mereka sebagai bagian dari pewarisan nilai dan identitas lokal.
“Orang tua punya peran penting agar tradisi ini tetap hidup. Jangan sampai budaya kita yang penuh makna ini hilang ditelan zaman,” tambahnya.
Sementara itu, Kepala Disbudporapar Banjar, Irwan Jaya, menekankan bahwa pelaksanaan Baayun Maulid bukan hanya sekadar pelestarian budaya, tetapi juga penguatan jati diri di tengah derasnya arus globalisasi.
“Baayun Maulid mengandung nilai-nilai spiritual dan sosial yang sangat dalam. Melalui kegiatan ini, anak-anak diajarkan mencintai Rasulullah, menghormati orang tua, dan mencintai budaya Banjar sebagai bagian dari identitas keislaman yang penuh kearifan lokal,” jelas Irwan.
Tradisi Baayun Maulid—atau disebut juga Baayun Mulud—merupakan ritual khas masyarakat Banjar, di mana bayi atau anak-anak diayun secara simbolis sambil diiringi lantunan syair Maulid Nabi. Prosesi ini bertujuan memanjatkan doa agar anak tumbuh menjadi pribadi yang sehat, saleh, berakhlak mulia, serta berbakti kepada orang tua dan agama.
Kegiatan ini disambut antusias oleh masyarakat dan para orang tua peserta. Tak hanya menjadi ruang pelestarian budaya, Baayun Maulid juga menjadi momen penting untuk mempererat ikatan spiritual dan sosial antara generasi tua dan muda.
Dengan semangat pelestarian budaya yang terus digaungkan, Pemkab Banjar berharap tradisi-tradisi lokal seperti Baayun Maulid dapat terus hidup dan diwariskan lintas generasi, menjadi bagian tak terpisahkan dari identitas masyarakat Banjar.