Riceknews.Id — Direktur Operasi Basarnas, Laksamana Pertama TNI Yudhi Bramantyo, memaparkan kronologi jatuhnya helikopter BK117-D3 milik PT Eastindo Air dan upaya evakuasi delapan korban.
Hal ini disampaikan dalam konferensi pers Operasi DVI Polri yang digelar di Aula RS Bhayangkara Polda Kalsel, Jumat (5/9/2025), turut dihadiri oleh Gubernur Kalimantan Selatan H. Muhidin, unsur pimpinan TNI, Kapolda Kalsel, dan Ketua DPRD Kalsel.
Helikopter Hilang Kontak 8 Menit Setelah Lepas Landas

Yudhi menjelaskan, helikopter yang berangkat dari Kotabaru menuju Bandara Tjilik Riwut Palangkaraya pada Senin (1/9/2025) pagi, hilang kontak hanya 8 menit setelah lepas landas.
“Helikopter lepas landas dengan perkiraan tiba pukul 10.15 WIB. Namun, pada pukul 08.46 hingga 08.54, komunikasi terakhir dengan menara radio Bandara Kotabaru terputus. Setelah itu, helikopter dinyatakan hilang kontak,” ujarnya.
Karena posisi hilangnya helikopter lebih dekat dengan Banjarmasin, Basarnas Banjarmasin ditunjuk sebagai koordinator operasi SAR. Tim gabungan yang terdiri dari TNI, Polri, dan relawan langsung melakukan pencarian lewat darat maupun udara.
Medan Sulit, Evakuasi Berhasil Dilakukan
Titik jatuh helikopter ditemukan pada hari ketiga di area perbukitan dengan kemiringan tebing hingga 70 derajat. Menurut Yudhi, medan yang berat dan cuaca hujan deras sempat menyulitkan proses evakuasi.
“Berkat kerja sama rekan-rekan Brimob yang membuka akses jalan, evakuasi akhirnya berhasil diselesaikan pada Rabu malam, tepat pukul 22.10 WITA,” jelasnya.
Seluruh korban kemudian dibawa ke RS Bhayangkara Polda Kalsel untuk diidentifikasi oleh tim DVI Polri. Dari delapan korban, lima ditemukan dalam kondisi relatif utuh, sementara tiga lainnya sulit dikenali karena terbakar.
“Proses identifikasi masih berlangsung. Untuk korban yang sulit dikenali, tim DVI akan menggunakan metode ilmiah. Setelah itu, jenazah akan diserahkan kepada keluarga masing-masing,” pungkasnya.
Pewarta: Hendra Lianor