Martapura, Ricek.id – Pertumbuhan ekonomi di Kabupaten Banjar, Kalimantan Selatan (Kalsel) diklaim mengalami peningkatan dalam Produk Domestik Regional Bruto (PDRB) Atas Dasar Harga Berlaku (ADHB) pada beberapa tahun terakhir, meskipun belakangan melambat.
Data dari Badan Perencanaan Pembangunan, Penelitian dan Pengembangan (Bappedalitbang) setempat mencatat, per Agustus 2024, PDRB ADHB mencapai Rp40.027.390 juta/kapita atau Rp3.335.615 juta/perkapita tiap bulannya.
Kepala Bappedalitbang banjar, Nashrullah Shadiq, mengatakan
angka ini menunjukkan peningkatan jika dibandingkan tahun-tahun sebelumnya, namun laju pertumbuhannya sempat melambat.

Ia merincikan, pada 2021 pertumbuhn ekonomi tercatat Rp31,30 juta, kemudian pada 2022 naik menjadi Rp36,18 juta meskipun dihantam badai pandemi Covid-19.
“Namun pertumbuhan ekonomi sempat melambat akibat proses recovery ke pasca-pandemi pada 2023 Rp38,26 juta,” kata Nashrullah.
“Dan rata-rata pertumbuhan kembali normal hingga menghasilkan Rp40,02 juta pada 2024. Fenomena ini masih normal,” imbuhnya.
Laju Pertumbuhan Ekonomi (LPE) Kabupaten Banjar juga mencatat penurunan serupa. LPE yang sempat mencapai 4,48% pada 2022, turun menjadi 4,35% di tahun 2023, sebelum akhirnya kembali naik ke angka 4,78% pada 2024.
Selain faktor pemulihan ekonomi, Nashrullah menambahkan bahwa PDRB ADHB Kabupaten Banjar sangat dipengaruhi oleh sektor pertambangan.
“Karena Kabupaten Banjar masih sangat bergantung pada hasil pertambangan. Beberapa tahun sebelumnya, situasi global tidak stabil akibat perang Rusia-Ukraina, yang berdampak pada perubahan harga komoditas tambang di daerah,” pungkasnya.
Sebagai informasi, PDRB ADHB adalah nilai total barang dan jasa yang dihasilkan suatu daerah dalam setahun, dibagi dengan jumlah penduduk. Angka ini merupakan indikator ekonomi untuk mengukur tingkat kesejahteraan, bukan pendapatan nyata setiap individu.
Pewarta: Haris Pranata
Editor: Hendra Lianor