Harapan warga Kalimantan Selatan (Kalsel) akan keberadaan Geopark Meratus menjadi anggota UNESCO Global Geopark bakal terwujud.
Taman Bumi atau Geopark Meratus di Kalsel telah diterima secara aklamasi menjadi anggota UNESCO Global Geoparks (UUGp) dalam sidang dewan di Non Nuoc Cao Bang UNESCO Global Geopark, Vietnam, pada 8-9 September tadi.
Pada pertemuan itu, Geopark Meratus diwakili atau dipimpin Ketua Harian Badan Pengembangan Geopark Meratus (BPGM), Hanifah Dwi Nirwana.
Sambil menunggu penetapan dan pengumumannya pada tahun 2025, beberapa rekomendasi akan ditindaklanjuti guna perbaikan Geopark Meratus.
Dalam pertemuan itu, Ketua Harian Badan Pengembangan Geopark Meratus Hanifah Dwi Nirwana mengaku, terkait hasil laporan bahwa beberapa rekomendasi akan ditindaklanjuti guna perbaikan Geopark Meratus.
“Pada pertemuan UGGp Council ini, Meratus Geopark dan Geopark Kebumen menjadi bagian dari 17 aplikasi aspiring UNESCO Global Geopark tahun 2023 yang mendapatkan penilaian pada tahun ini,” ungkap Hanifah.
Hanifah menyebut 17 aplikasi aspiring UGGp berasal dari berbagai negara seperti Brazil, Canada, China, Italy, Indonesia, Italy, Mexico, Moroco, Norway, Republic of Korea, Saudi Arabia, Spain, Tanzania, Unitied Kingdom of Great Britain and Northern Ireland, dan Vietnam.
Adapun, menurut Hanifah, penilaian yang dilakukan dalam pertemuan UGGp Council berdasarkan pada dokumen yang telah dikirimkan ke Secretariat UNESCO Global Geopark dan hasil penilaian lapangan yang telah dilakukan pada 11-15 Juli 2024.
“Dalam pertemuan ini, UUGp council ini memberikan 3 kategori penilaian yaitu Accept, Deferral, dan Reject. Hasil penilaian UGGp Council, Geopark Meratus memiliki kekuatan berupa dukungan pemerintah, masyarakat yang kuat, dan mitra, serta warisan alam dan budaya yang luar biasa,” terangnya.
Namun, bagi Hanifah bahwa terdapat kelemahan yaitu kurangnya informasi terkait nilai geologi yang bernilai internasional yang disampaikan dalam dokumen usulan Geopark Meratus.
Berdasarkan hasil sidang council, kata Hanifah, Geopark Meratus diterima secara aklamasi untuk menjadi anggota UGGp dengan beberapa rekomendasi, antara lain untuk memperbaiki justifikasi warisan geologi yang bernilai internasional.
“Pertama, memperbaiki dan mengupdate panel informasi sehingga lebih menarik untuk pengunjung yang lebih luas,” ujarnya.
Sehingga, menurutnya perlu meningkatkan keterkaitan hubungan antara nilai geologi dengan keragaman hayati, dan budaya untuk meningkatkan kesadaran, pendidikan, dan promosi geopark.
Kedua, Hanifah menyebut langkah selanjutnya itu memperbaiki dan mengupdate informasi pada website, meningkatkan jejaring geopark, serta menyusun strategi dan rencana aksi untuk memastikan warisan budaya lokal dapat diteruskan ke generasi muda.
“Kesuksesan ini berkat kerja keras Badan Pengelola, dukungan Pemerintah Provinsi Kalimantan Selatan yang sangat kuat, mitra geopark, dan yang terpenting masyarakat Geopark Meratus,” ucap Hanifah dalam sambutannya di sidang council UGGp itu.
Pada sidang council juga membahas 4 aplikasi aspiring yang ditunda, serta revalidasi 39 UGGp, 1 UGGp yang mengajukan perubahan Kawasan, dan 1 Geopark yang mengajukan perubahan nama.
“Setelah tahapan ini kita masih menunggu pengumuman resmi dari laman UNESCO terhadap hasil keseluruhan sidang council,” ujarnya.
Selanjutnya, diakui Hanifah bahwa hasil rekomendasi dari sidang council ini akan menjadi bahan pembahasan disidang Executive Board yang akan dilaksanakan pada bulan April 2025 di Prancis. Dan akan diumumkan secara resmi untuk menyandang atribut UNESCO Global Geopark (UGGp).
“Semua proses ini akan dijalani dengan tetap melakukan upaya-upaya pengembangan dan pengelolaan Geopark Meratus yang lebih baik melalui tiga pilar penting yaitu edukasi, konservasi, dan pengembangan ekonomi masyarakat secara berkelanjutan,” pungkasnya.
Sebagai informasi tambahan pada sidang council juga membahas 4 aplikasi aspiring yang ditunda, serta revalidasi 39 UGGp, 1 UGGp yang mengajukan perubahan Kawasan, dan 1 Geopark yang mengajukan perubahan nama.