Penghujung Juli 2024, harga sejumlah jenis cabai di Pasar Sentra Antasari Kota Banjarmasin, Kalimantan Selatan (Kalsel) melambung tinggi.
Pedagang menyebut kenaikan harga ini terjadi untuk jenis cabai tiung dan cabai taji. Kedua jenis cabai itu kompak naik hingga nyaris dua kali lipat dari Rp40 ribu menjadi Rp75 ribu per kilogram.
“Sudah beberapa hari terakhir naik. Normalnya untuk taji dan tiung itu Rp40 ribu per kilogram,” kata Suliha, salah seorang pedagang cabai kepada www.riceknews.com, Rabu (31/7/2024).

Suliha bilang, mahalnya harga cabai tiung dan taji ini ditengarai imbas kekosongan pasokan dari daerah penghasil seperti Sulawesi dan Pulau Jawa.
“Jadi stok kita di pasar Antasari ikut terdampak kosong dan langka,” tambahnya.
Senada, pedagang cabai Suraji mengaku mahalnya cabai taji dan tiung terjadi karena pasokan yang langka.
Ia bahkan memprediksi harga akan tetap melambung tinggi, meski pasokan kembali normal. Asumsi ini bukan tanpa alasan, mengingat saat ini memasuki musim penghujan, sehingga petani cabai tidak ingin mengambil risiko dan khawatir merugi.
“Para petani pasti memanen dalam jumlah yang sedikit. Mereka takut cabai busuk saat pengiriman, karena sudah masuk musim penghujan,” tuturnya.
Kendati sejumlah cabai melambung tinggi, beberapa jenis cabai lain masih normal bahkan ada yang anjlok. Salah satunya cabai keringit yang turun Rp20 ribu/kilogram dari harga normal Rp35 ribu/kilogram.
Anjloknya harga juga terjadi untuk tomat, pedagang merugi karena melimpahnya pasokan tomat hingga membuat harga di pasaran turun menjadi Rp5 ribu/kilogram.