Berdasarkan data Asosiasi Semen Indonesia (ASI) pasar semen domestik stagnan pada kuartal 1 tahun 2024 akibat kontraksi pasar semen kantong – 5,4% dan pertumbuhan pasar curah +14,9%. Pembangunan Ibu Kotabaru masih menjadi pendorong utama pertumbuhan permintaan dalam jumlah besar.
Indocement mencatat volume penjualan domestik (semen dan clinker) sebesar 4.479 ribu ton atau lebih tinggi +4,1% dibandingkan kuartal 1 tahun lalu, terutama di kontribusi oleh operasional Semen Grobogan.
Namun pertumbuhan volume penjualan pada periode yang sama tanpa Semen Grobogan -1,4% sedikit lebih rendah dibandingkan pasar.
Volume ekspor semen secara keseluruhan mencapai 70 ribu ton atau turun -55,2%. Sebagian besar ekspor clinker pada Q1 2024 dikirim ke Australia dan Malaysia, sedangkan kuartal 1 tahun lalu terdapat pengiriman ke Bangladesh dan Brunei Darussalam.
Pendapatan Neto berada pada angka Rp4.082,6 miliar atau turun -3,8% karena penurunan harga konsolidasi akibat peningkatan komposisi penjualan produk curah (30,6% di Q1 2024 vs. 25,4% di Q1 2023) dan fighting brands.
Margin EBITDA sebesar 16,8% atau Rp685,2 miliar dan Laba Periode Berjalan sebesar 5,8% atau Rp238,0 miliar.
PT Indocement Tunggal Prakarsa Tbk. (Indocement atau Perseroan) membukukan volume penjualan keseluruhan (semen dan clinker) sebesar 4.549 ribu ton pada Q1 2024, lebih tinggi +90 ribu ton atau +2,0% dibandingkan Q1 tahun lalu.
Volume penjualan semen dalam negeri secara keseluruhan tercatat sebesar 4.479 ribu ton, lebih tinggi +176 ribu ton atau +4,1% terutama berasal dari tambahan volume PT Semen Grobogan.
Hal ini menyebabkan pangsa pasar kami di dalam negeri (semen saja, mengacu pada data Asosiasi Semen Indonesia/ASI) menjadi 29,5% pada 2023.