Badan Pengawas Pemilihan Umum (Bawaslu) Provinsi Kalimantan Selatan (Kalsel) mencatat sejumlah masalah dalam proses distribusi logistik Pilkada Serentak 2024, khususnya terkait kotak suara.
Salah satu yang menjadi sorotan adalah tidak adanya koordinasi antara perusahaan penyedia logistik dengan pihak terkait.
Pengiriman logistik Pilkada di Kalsel dimulai dari titik kumpul di halaman pergudangan di Jalan Lingkar Selatan, Kota Banjarmasin.
Sebanyak empat truk kontainer membawa logistik tersebut ke berbagai kabupaten/kota. Proses pengiriman ini diawasi secara ketat oleh Bawaslu Kalsel.
Sebelum kotak suara disalurkan ke gudang di tiap kabupaten/kota, Bawaslu melakukan pemeriksaan sampel kotak suara dari setiap truk yang membawa logistik.

Dari hasil pemeriksaan, ditemukan adanya perbedaan spesifikasi pada kotak suara, terutama terkait ukuran tinggi kotak yang melebihi standar yang telah ditetapkan, yakni lebih dari 60 sentimeter.
Meski Bawaslu memastikan ukurannya lebih tinggi dari semestinya, namun hal itu tidak memengaruhi proses perakitan kotak suara.
“Kami menemukan perbedaan ukuran tinggi kotak suara, tapi ini tidak akan berdampak signifikan pada proses perakitan nantinya,” jelas Ketua Bawaslu Kalsel, Aries Mardiono.
Selain itu, Aries juga menyoroti bahwa pengiriman kotak suara ini terkesan mendadak dan tanpa koordinasi yang jelas dari perusahaan penyedia logistik
“Seharusnya, sebelum kotak suara dikirim ke Kalsel, sampel kotak suara harus dicek terlebih dahulu di perusahaan sebelum proses pencetakan dimulai. Ini untuk memastikan bahwa semuanya sudah sesuai dengan spesifikasi yang ditentukan,” tambah Aries.
Arif Mukhyar, Komisioner KPU Kalsel menyatakan bahwa pihaknya akan terus memantau proses distribusi logistik ini.
“Logistik kotak suara yang akan didistribusikan berjumlah lebih dari 13 ribu lembar, yang akan disebar ke 13 kabupaten/kota di Kalimantan Selatan. Setibanya di gudang logistik masing-masing daerah, kotak suara akan dihitung kembali secara manual untuk memastikan sesuai dengan kebutuhan,” jelas Arif.
Pewarta: Hans
Editor: Hendra